Jumat, 23 September 2016

Masjid KH M. Bedjo Darmoleksono



Masjid KH M. Bedjo Darmoleksono ialah masjid bernuansa Tiongkok karena bangunannya yang berbentuk seperti masjid Tionghoa. Pasti beberapa orang menganggap masjid ini dibangun oleh muslim Tionghoa, padahal masjid ini bangun oleh Universitas Muhammadiyah sendiri sesuai dengan namanya yang diambil dri salah satu pelopor muhammadiyah.
Dipilihnya arsitektur Tiongkok dengan tiga lapis atap masjid, menandakan bahwa UMM bersifat terbuka, plural dan bisa belajar dari mana saja, termasuk ke negeri China. Tiga lapis atap yang mirip masjid Muhammad Cheng Ho Pasuruan itu, menandakan kekuatan Iman, Islam dan Ihsan. Masjid Kyai Bedjo memiliki struktur bangunan yang khas. Gaya arsitekturnya meniru gaya Tionghoa, yang mengingatkan kita pada bentuk bangunan masjid Muhammad Cheng Ho di Pasuruan. Filosofi yang hendak dibangun dari bentuk bangunan itu, diambil dari anjuran Islam untuk mencari ilmu hingga ke negeri Cina. Dengan demikian, siapapun yang melihat dan berkunjung di masjid itu diharapkan bisa terinspirasi hadis nabi ‘tuntutan ilmu sampai ke Cina.
Karena menurut rektor UMM, Dr. Muhadjir Effendy, MAP membangun moral jauh lebih penting daripada membangun fisik maka pembangunan masjid ini merupakan sarana pendekatan masyarakat terhadap Rumah Sakit Umum Universitas Muhammadiyah sendiri. Beliau berharap agar keberadaan masjid ini akan menjadi fasilitas untuk mendekatkan rumah sakit dengan masyarakat.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar