Masjid
KH M. Bedjo Darmoleksono ialah masjid bernuansa Tiongkok karena bangunannya
yang berbentuk seperti masjid Tionghoa. Pasti beberapa orang menganggap masjid
ini dibangun oleh muslim Tionghoa, padahal masjid ini bangun
oleh Universitas Muhammadiyah sendiri sesuai dengan namanya yang diambil dri
salah satu pelopor muhammadiyah.
Dipilihnya arsitektur Tiongkok dengan tiga lapis atap
masjid, menandakan bahwa UMM bersifat terbuka, plural dan bisa belajar dari
mana saja, termasuk ke negeri China. Tiga lapis atap yang mirip masjid Muhammad
Cheng Ho Pasuruan itu, menandakan kekuatan Iman, Islam dan Ihsan. Masjid Kyai
Bedjo memiliki struktur bangunan yang khas. Gaya arsitekturnya meniru gaya
Tionghoa, yang mengingatkan kita pada bentuk bangunan masjid Muhammad Cheng Ho
di Pasuruan. Filosofi yang hendak dibangun dari bentuk bangunan itu, diambil
dari anjuran Islam untuk mencari ilmu hingga ke negeri Cina. Dengan demikian,
siapapun yang melihat dan berkunjung di masjid itu diharapkan bisa terinspirasi
hadis nabi ‘tuntutan ilmu sampai ke Cina.
Karena menurut rektor UMM, Dr. Muhadjir Effendy, MAP
membangun moral jauh lebih penting daripada membangun fisik maka pembangunan
masjid ini merupakan sarana pendekatan masyarakat terhadap Rumah Sakit Umum
Universitas Muhammadiyah sendiri. Beliau berharap agar keberadaan masjid ini
akan menjadi fasilitas untuk mendekatkan rumah sakit dengan masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar